Day: January 24, 2018

VISI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DARI LIMA CALON REKTOR UNHAS

Sesaat lagi pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin dilaksanakan. Lima bakal calon yang ikut dalam penyaringan “mengadu” gagasan pada pagi ini di Auditorium Baruga Andi Pangerang Pettarani, rabu 24 Januari 2018. Saat acara berlangsung kelima bakal colon ini sama-sama memperlihatkan kepintarannya merancang visi untuk kemajuan institusi pendidikan tinggi yang terbesar di kawasan timur Indonesia ini. Ketika sesi pertanyaan dibuka, moderator Prof.Dr.dr. Nurpudji Astuti, M.PH yang memandu acara mempersilahkan seorang Doktor muda dari Perpustakaan Pusat Unhas untuk bertanya. Ia menanyakan “kira-kira bagaimana visi pengembangan perpustakaan mereka jika kelak mereka terpilih menjadi rektor. Intinya perpustakaan ini mau dibawa kemana” ujarnya? Pertanyaan pun dijawab mulai dari calon nomor urut (4) Dr.Ir. Muhammad Ramli, MT. yang saat ini menjabat sebagai wakil dekan 1 Fakultas Teknik Unhas. Ia mengatakan bahwa sudah saatnya kita memikirkan membangun perpustakaan online berbasis digital yang terintegrasi dengan perpustakaan pusat. “Repot rasanya jika kita mengharapkan perpustakaan dikunjungi mahasiswa setiap harinya, kita berfikir palayanan harus lebih cepat untuk efesiensi. Jika perpustakaan kita berbasis online maka seluruh literatur ilmiah yang dibutuhkan untuk kebutuhan pengembangan akademik mudah kita akses dimana saja”, di Fakultas teknik sudah melakukannya.
Lebih lanjut Prof.Dr.dr. Nurpudji Astuti, M.PH. sebagai moderator mempersilahkan Calon nomor urut (5) Prof.Dr. Dwia Aries Tina. Ia mengatakan bahwa “memang penyempurnaan tetap terus kita kembangkan,terutama miliki perpustakaan berbasis digital. Saat ini perpustakaan itu masih ada dikelola di tingkat-tingkat Fakultas seperti di Fakultas Ekonomi. Sekarang bagaimana kita menaikkan sarana yakni memiliki gedung main library sendiri, itu menjadi target kami, kata Guru Besar Ilmu Sosiologi Fisip Unhas ini. Kemudian kita akan usahakan untuk melanggan jurnal dan buku elektronik yang lebih banyak lagi yang didukung dengan IT dan diukur dengan peningkatan bandwith kita yang kita targetkan hingga 1,5 Gyga untuk mensupport itu meski tidak sebanding dengan ITB.
Selanjutnya Prof. Dr. Abrar, guru besar fakultas Hukum ini memberi komentar tentang hal ini bahwa “perlu ada penguatan sistem dan pendanaan, tapi lebih dari itu di UNHAS ini tenaga perpustakaan kurang, sehingga orang yang tidak pernah sekolah khusus bidang perpustakaan menjadi tenaga pengelola. “Saya pikir perlu ada sistem dan pendanaan untuk mendukung penambahan tenaga perpustakaan tadi.
Calon nomor urut 2, Dr. Muh. Ikram, SE.,M.Si. mengomentari hal ini berikutnya. Ketua Yayasan Pendidikan Islam Maros ini mengatakan bahwa “saat ini kita telah masuk zaman digital. Jika kita ingin masuk world class maka harus siap dengan itu krn digitalisasi sebenarnya adalah salah satu bentuk pelayanan. Jadi petugas yang ada di situ tetap harus difungsikan. Masalahnya di beberapa perguruan tinggi di Indoneisa apalagi yang ada di daerah belum pernah serius mendorong mahasiswa atau komponen lainnya untuk memberdayakan perpustakaan. Yang jelas setiap perguruan tinggi hanya menyediakan tempat tetapi tidak pernah memberi spirit terutama pada mahasiswa untuk masuk ke sana, ujar Dosen Kopertis Wilayah IX ini yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Makassar.

FacebookTwitterGoogle+bagaikan