REKTOR MEMBEDAH PEMIKIRAN KEINDONESIAAN ANWAR ARIFIN
Makassar, 06 Desember 2017 tepatnya pukul 12.30, Prof.Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, diundang dalam kapasitasnya sebagai sosiolog dalam Bedah Buku “Pergulatan Pemikiran Keindonesiaan” karya Prof.Dr. Anwar Arifin, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin. Sebagai ilmuan yang ahli dalam resolusi konflik ini dipercaya oleh penyelenggara untuk menjadi pembahas dalam acara bedah buku ini.
Dalam pengantarnya Prof Anwar mengatakan, menulis buku merupakan hobinya sejak kecil yang berawal dati kesenangannya menulis cerpen.
“Ini adalah hobi, karena semua orang akan memberi energi besar pada hobinya, dan saya pikir ini masih hobi kecil. Ada yang punya hobi modifikasi kendaraannya sampai menghabiskan banyak uangnya hanya untuk senang-senang. Kalau begitu saya juga harus seperti itu. Cita-cita saya memang ingin jadi penulis dari kecil, tapi kemudian masuk STM dan sempat membuatnya agak kabur. Tapi saya sering menulis cerpen waktu itu,” katanya.
Mantan Rektor UVRI ini mengatakan, buku karyanya itu terdiri dari 70 artikel yang dibagi dalam tujuh bagian. “Buku ini terdiri dari 70 artikel sebagai simbol usia saya 70 tahun, dan juga terdapat 7 bagian di dalamnya yakni politik, komunikasi, pembangunan, pendidikan, cendekiawan, mahasiswa dan pemuda,” ucapnya.
Sementara itu, Dwia Aries Tina masih mengkritik model penulisan buku Anwar ini yang masih tidak konsisten Arahnya. Mungkin karena buku ini adalah kumpulan tulisan dari satu tahun ke tahun berikutnya. Selanjutnya ….
UPGRADING BERKALA PUSTAKAWAN SULAWESI SELATAN
Pustakawan di wilayah Sulawesi Selatan berkumpul di Grand Immawan Hotel dalam kegiatan Upgrading Berkala yang diselenggarakan oleh rekan-rekan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu 06 Desember 2017. Pertemuan ASN penjaga gawang informasi ini membahas tentang hal-hal teknis soal pengumpulan kedit dan persoalan naik jenjang kepangkatan. Sebelum materi dimulai Abdul Rahman, MM sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel memberi pengantar akan pentingnya profesi pustakawan. Namun dalam sambutannya ia tidak jarang mengkritik audiens dari profesi ini yang sering kali hanya bicara soal peningkatan minat baca namun tidak menunjukkan profesionalisme dalam menjaga eksistensinya sebagai kuli informasi ilmiah. Ia berharap pustakawan sunguh-sungguh menekuni dan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya, karena jika bukan kita siapa lagi, jika tidak sekarang kapan lagi”, katanya sembari mengutip kalimat bijak itu.
Di sesi berikutnya, Syamsul Arief tampil sebagai pembicara. Ia membahas tentang Jabatan fungsional pustakawan dan Angka Kreditnya. Ia juga mengupas Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 11 tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Kali ini beberapa audiens bertanya soal pangkat dan golongannya yang tersendat-sendat dan sebagian lainnya bertanya formasi pustakawan yang dibuka pemerintah ditahun-tahun akan datang.
Akhmad Syauki, SH.,MH. Kepala Bidang Pengangkatan dan Pensiun BKN Regional Wilayah IV turut menadi nara sumber di sesi ketiga. Ia membahas tentang Jabatan Fungsional dan penjelasan tentang PP No.11 Tahun 2017 tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil.