Pusat Penjaminan Mutu Polkesmas Kementerian Kesehatan Makassar menyelenggarakan Workshop Optimalisasi Layanan Software InlisLite kepada Pemustaka pada Sabtu, 07 Juli 2020. Kepala UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin Dr. Fierenziana G. Junus, kebagian materi dan membahas tentang Layanan Online Perpustakaan Perguruan Tinggi Dimasa Pandemic Covid-19. Beberapa trik dalam menyiasati kunjungan pemustaka dan melayaninya saat PSBB atau Work from Home berlaku. Workshop model webinar melalui aplikasi zoom ini dipandu oleh bpk Andi Ruhban, S.ST.,M.Kes. Kepala Perpustakaan Polkesmas.
Dr. Fierenziana memulai bahasannya dengan membedakan jenis koleksi, fungsi dan layanan di perpustakaan perguruan tinggi dengan perpustakaan lainnya seperti perpustakaan umum daerah. Jenis koleksi menyangkut buku teks, karya ilmiah dengan topik yang menunjang perkuliahan atau riset. Karya ilmiah yang dimaksudkan adalah karya tugas akhir mahasiswa atau karya ilmiah sivitas akademika. Sementara formatnya mungkin sama ada cetak dan elektronik/digital.
Disamping itu klaster pemustaka untuk perpustakaan perguruan tinggi adalah mahasiswa, dosen dan peneliti. Nah ini yang secra umum membedakan pemustakanya dengan pengunjung perpustakaan daerah atau umum. Di samping itu jenis layanan yang ditawarkan ada layanan penelusuran karya ilmiah : skripsi, tesis, disertasi dan hasil-hasil penelitian yang tersimpan dalam repository universitas yang menggunakan software InlisLite versi 3.1.
Disamping itu juga ada layanan penelusuran referensi, literasi informasi dan koleksi khusus serta jenis layanan yang menunjang kegiatan akademik seperti Bebas pustaka, pemeriksaan plagiarism, serta penyetoran karya ilmiah dosen maupun mahasiswa.
Sejak awal 2019 menjabat sebagai kepala Perpustakaan Unhas, Software yang digunakan untuk kegiatan otomasi perpustakaan adalah MySipisis Pro, tapi kemudian memutuskan beralih ke software inlisLite Versi 3.1 lisensi perpusnas karena supporting system MySipisis Pro tidak lagi update dan Perpustakaan Nasional RI mendukung penuh penggunaan software ini di perpustakaan perguruan tinggi. ujar Dr. Fierenz.
Pada awal masa pandemi perpustakaan kami menerapkan (1) sistem layanan tertutup, (2) sistem layanan terbuka namun terbatas (3) sistem layanan online dan (4) Gabungan system layanan.
Perpustakaan Unhas sendiri membuat beberapa aturan yang sesuai dengan protokol kesehatan, mempersiapkan fasilitas berdasarkan protokol kesehatan, melaukan sosialisasi lewat platform media sosial, serta berusaha mengakomodir kebutuhan pemustaka. Kami memanfaatkan seluruh flatform media sosial yang dimiliki dengan efektif untuk memberi informasi kepada pemustaka sehubungan dengan layanan perpustakaan dimasa pandemi. Sederhana tapi sangat membantu dalam penyebaran informasi, tidak perlu lagi menempelnya di dinding, di kaca-kaca dan lainnya. Seperti misalnya layanan sirkulasi, bagi mahasiswa yang meminjam buku sebelum PSBB dan ingin mengembalikannya saat PSBB berlangsung tetap diakomodir.
Beberapa tokoh yang ikut menyumbang pemikirannya pada acara workshop ini antara lain Moh. Hasan, SH.,MH. (Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan). Didik Pribadi, S.Kom. Tim IT dari Perpustakaan Nasional RI.
Drg. Ria Purwanti, M.Kes. (Kepala Perpustakaan Kementerian Kesehatan RI) serta Elsi Premiwati, S.S.,S.Hum. (Pustakawan Polkesmas).
