UPT PERPUSTAKAAN UNHAS MENJADI HOST FGD-DARING REPOSITORI PERGURUAN TINGGI UNHAS YANG LEBIH PROFESIONAL
Kepala UPT Perpustakaan, Dr. Fierenziana Getruida Junus menjadi host diskusi kelompok terfokus (FGD) tentang manajemen repositori Perguruan Tinggi UNHAS yang lebih rapi dan profesional. Diskusi kelompok terfokus yang dilaksanakan secara daring pada Selasa, 15 September ini menghadirkan stackholder yang terdiri dari tm ahli, praktisi dan user repositori serta pejabat pengambil kebijakan. Beberapa diantaranya : (1) Prof. Dr. Muhammad Restu, Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas (2) Prof. Dr. dr. Nasrum Massi, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas (3) Dr. Eng. Muh. Niswar, M.Sc., Direktur Direktorat Sistem Teknologi Informasi Unhas (4) Didik Pribadi (staf bidang Otomasi perpusnas) (5) Ika Rudianto, kordinator IT Universitas Air Langga Surabaya (6) Arif Yudha Ramadhani dari Perpustakaan Nasional RI, (7) Lukman Syafei, Tim IT dan praktisi repositori DSTI Unhas (8) Hasyim Mangundjungi, kepala tatausaha UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin. (9) Dr. Iskandar, M.Hum, serta (10) La Tommeng, kordinator sub bidang IT UPT Perpustakaan (11) Aristianto Hakim (Kepala Sub bidang otomasi Perpusnas RI) serta rekan-rekan dari tim Direktorat Sistem TI Unhas seperti Rahmat, Mustamin, Ade Kuncahyo, Ardiansyah dll.
Diskusi yang berlangsung pukul 14.00 – 15.30 ingin mendapatkan gambaran dan informasi tentang pengelolaan repostori yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh kalangan. Pada dasarnya repository merupakan hal yang penting bagi suatu perguruan tinggi yang membantu dalam pengelolaan aset kelembagaan sebagai bagian dari strategi informasi mereka. Repository membantu institusi untuk mengembangkan pendekatan yang terkoordinir dan logis untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, menyimpan, menyebarkan dan temu kembali aset intelektualnya.
Menurut Jain dan Anurag 2008 tujuan utama sebuah perpustakaan perguruan tinggi memiliki repository adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan visibilitas secara global untuk penelitian ilmiah sebuah lembaga pendidikan atau institusi. 2. Mengumpulkan konten atau isi dalam satu lokasi. 3. Memberikan akses terbuka untuk hasil penelitian institusional. 4. Menyimpan dan melestarikan aset digital kelembagaan lainnya, termasuk literatur yang tidak dipublikasikan atau mudah hilang grey literatureā misalnya tesis atau laporan teknis.