Month: August 2020

NURHASNAH DAN ISKANDAR TERPILIH SEBAGAI PUSTAKAWAN BERPRESTASI TINGKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2020

Dua tenaga fungsional pustakawan Universitas Hasanuddin, Nurhasnah, SH dan Dr. Iskandar Said, S.Sos.,M.Hum terpilih sebagai pustakawan berprestasi tingkat Universitas Hasanuddin tahun 2020 untuk kategori tenaga fungsional. Keduanya dipilih setelah menjalani seleksi yang sangat ketat, mulai dari test tertulis (test potensi akademik), presentasi makalah  hingga tahap wawancara. Satu diantara dua orang ini akan dipilih untuk mewakili Unhas di ajang pemilihan pustakawan berprestasi tingkat nasional 2020 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ajang pemilihan pustakawan berprestasi ini menjadi rutinitas tahunan yang dilaksanakan oleh Unhas dan Kemendikbud. Sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk negara kita Indonesia, hasil seleksi di tingkat nasional akan diumumkan tiga hari sebelum peringatan HUT Proklamai Kemerdekaan  Republik Indonesia. Para juara-juara berprestasi di seluruh kategori pun diikutsertakan dalam upacara kenegaraan tersebut.

Dengan segala kerendahan hati. Saya ucapkan termakasih atas penghargaannya bpk/ibu/sdr(i) ku… Masih perlu banyak belajar saya 🙈 🙏.. Mohon bimbingan ta semuaaa, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi 🙏🙏🙏, “kata Nurhasnah saat diberi ucapan selamat oleh unit kerjanya UPT Perpustakaan.

FacebookTwitterGoogle+bagaikan

INFO DUKA DARI KELUARGA PUSTAKAWAN UNHAS

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun.
UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin menghaturkan ucapan belasungkawa atas berpulangnya ke Rahmatullah ibu
Hj. Bau Tarring (80),
ibu kandung dari Andi Nur Awang, Pustakawan Fakultas Keperawatan Unhas
pada Rabu 12 Agustus 2020 pukul 08.21 (wita).
Jenazah disemayamkan di rumah duka di Kabupaten Selayar dan akan dikebumikan Kamis (13/08/2020).
Mari bersama mengirimkan DOA ALFATIHAH dan Sholawat ke atas baginda Nabi Shallallohu alaihi wasallam, semoga almarhumah mendapat tempat yg layak di sisi TUHAN Yang MahaEsa dan menerima seluruh amal baiknya. Amiiin

PUSTAKAWAN DITUNTUT TINGKATKAN KREATIFITAS DAN CIPTAKAN INOVASI DIMASA NORMAL BARU

Para pustakawan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar mampu mendistribusikan ilmunya kepada masyarakat khususnya saat menghadapi adaptasi kebiasaan baru. Dalam upaya peningkatan kreativitas di masa pandemi, hal yang harus dibenahi lebih awal adalah konsepsional yang dirancang untuk pengembangan kemampuan digital talent.
“Saat ini kita tidak bicara lagi terkait buku di rak. Seorang pustakawan dituntut untuk mampu mendistribusikan ilmu kepada masyarakat luas,” kata Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando MM saat memberikan materi pada Webinar bertema “Inovasi dan Kreasi Pustakawan dalam Meningkatkan Kompetensi Menghadapi New Normal”, Selasa.
Ia menjelaskan tantangan terbesar saat ini terletak pada ledakan informasi yang menuntut untuk memilih dan memilah informasi yang benar. “Di sinilah peran pustakawan sebagai sumber informasi yang akurat dan terpercaya,” jelas Syarif.
Membangun kegemaran membaca dan menciptakan indeks literasi setiap manusia juga menjadi satu tantangan tersendiri. Pada era pandemi seperti saat ini, harusnya dimanfaatkan untuk banyak membaca, karena waktu luang terbilang cukup banyak guna mengumpulkan informasi sekaligus meningkatkan ide serta gagasan yang inovatif.
Sekretaris Unhas Prof Dr Ir Nasaruddin Salam MT yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan untuk membangun perpustakaan di era revolusi industri 4.0 dibutuhkan bahan dan koleksi yang memadai sekaligus mengikuti perkembangan teknologi informasi. Selain itu, menyiapkan pustakawan yang siap mental, memiliki keahlian teknologi, intelektual serta didukung dengan anggaran yang cukup.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menjelaskan masa krisis pandemi saat ini harus didukung dengan inovasi yang mampu menunjang peningkatan kinerja agar memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. “Kreativitas para pustakawan di masa krisis global seperti ini sangat diperlukan. Apalagi, ada kebijakan untuk melakukan aktivitas kerja di rumah. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pelayanan yang bisa memberikan informasi pendidikan meskipun tidak mengunjungi perpustakaan secara langsung,” tuturnya.
sumber : Antara